.quickedit { display:none; }

Sabtu, 23 Mei 2015

Dedikasi Seorang Guru



Meskipun Harus Dibantu Oleh Seutas Tali, Tetapi Itu Tidak Menyurutkan Semangat Wanita Ini Untuk Mengajar 
Keadaan yang menimpa kita seharusnya tidak membuat kita menjadi putus asa dan merasa bahwa kita adalah orang yang tidak berantung. Keadaan apapun yang kita dapatkan seharusnya kita tetap besyukur. Tuhan sang maha pencipta tentunya tidak akan pernah memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya, dan meskipun terkadang tuhan memeberikan cobaan yang kita rasa cukup berat tetapi kita harus bisa meyakininya bahwa keadaan seperti itu bisa menjadikan kita seseorang yang lebih berarti.
Namun nyatanya, tidak sedikit orang yang bisa kuat dan ikhlas menerima semua cobaan yang diberikan oleh Tuhan. Jutsru dengan keadaan tersebut membuat meraka selalu mengeluh. Dimana dengan keadaan seperti itu tidak jarang mereka selalu menyalahkan keadaan, bahkan mereka menyalahkan Tuhan dan mencacinya. Mereka tidak memiliki semangat untuk hidup dan mereka pun beranggapan bahwa keadaan buruk yang menimpanya tersebut akan menjadikan dirinya orang yang tidak berguna dan tidak memiliki masa depan.
Bahkan anggapan-anggapan mereka pun semakin diperkuat oleh perlakukan masyarakat yang ada disekelilingnya, dimana bisanya ada beberapa orang di luar sana yang jutsru malah menganggap rendah dan memandang mereka dengan sebelah mata. Namun perlu kita ingat kondisi fisik atau kekurangan bukanlah sebuah tolak ukur kebahagiaan. Jika Tuhan telah merencanakan kebahagiaan untuk umatnya maka apapun keadaan tersebut kebahagiaan akan bisa didapatkan. Dan dalam hal ini kitalah yang harus bersabar dengan terus menerima semua cobaan yang diberikan oleh Tuhan dan menjalankannya dengan lapang dada dan hati yang ikhlas. Sesulit apapun dan seburuk apapun keadaan yang menimpa kita, tetapi itu bukan berarti kita harus terpuruk dan melupakan orang-orang yang ada disekeliling kita. Meskipun memang keadaan kita tidaklah sempurna seperti orang-orang di luar sana tetapi kita harus meyakini bahwa kita bisa berguna untuk semua orang, seperti apa yang dilakukan oleh wanita ini. Dimana mesipun dirinya ditimpa oleh cobaan tetapi dia tetap mengajar dan semangatnya dalam mengajar sangatlah besar.

Menderita Penyakit Langka
Seperti yang dilansir dari shanghaiist.com, wanita yang diketahui bernama Zhu Youfang memiliki profesi sebagai seorang guru. Dari dulu wanita ini mendedikasikan dirinya untuk anak-anak dan mendidik mereka agar bisa menjadi anak yang berguna. Namun nyatanya keadaan fisik guru ini tidaklah sekuat seperti tekad yang dimilikinya. Dimana pada suatu waktu wanita yang berusia 49 tahun ini terserang oleh sebuah penyakit langka yakni Spinocerebella Ataxia atau SCA. Dimana penyakit langka tersebut mengganggu koordinasi bicara, tangan dan gerakan matanya.
Ketika mengetahui bahwa diri kita terserang oleh penyakit tentunya kita sangat terpuruk bukan? Dan mungkin keadaan yang sama dialami oleh Zhu. Tetapi ia tidak pernah terlarut-larut dalam kesedihan tersebut, sehingga meskipun didiagnosa penyakit seperti itu ia tetap menjalankan profesinya sebagai seorang guru.

Tetap Mengajar Meskipun Keadaannya Lemah
Meskipun dalam kondisi tidak sehat, tetapi Zhu terus mengajar di sebuah sekolah tepatnya di Shangluo, Chenghui. Penyakit yang diderita oleh Zhu ini adalah penyakit genetik keturunan yang dulu juga pernah diderita oleh ayahnya. Meskipun pihak sekolah telah meminta Zhu untuk istirahat total di rumah dan pihak sekolah tetap akan menggaji dirinya penuh, tetapi Zhu menolak. Dengan fisik yang lemah Zhu tetap datang ke sekolahnya dimana sekolah tersebut tempat dirinya mengajar selama kurang lebih 31 tahun. Meskipun kita tahu bahwa keadaannya tidak memungkinkan seperti itu tetapi ia tidak pernah mengeluh, semangatnya mengajar sangatlah tinggi karena ia menganggap bahwa pekerjaan adalah tanggung jawab yang tidak bisa ditinggalkan.

Mengajar Dengan Menggunakan Seutas Tali
Karena kordinasi tangannya terganggu oleh sebab itulah tangannya tersebut tidak bisa berfungsi dengan normal seperti biasanya. Bahkan dengan penyakit yang menyerangnya tersebut membuat dirinya lemah dan jika tidak dijaga keseimbangannya maka ia akan terjatuh. Oleh sebab itu suami Zhu yang bekerja sebagai guru di sekolah yang sama tempat Zhu mengajar, memiliki inisiatif tersendiri agar sang istri tetap kuat ketika mengajar meskipun keadaan sang istri lemah. Dengan begitu suami Zhu tersebut mengikatkan seutas tali yang diikatkan di atas papan tulis yang biasa digunakan Zhu untuk mengajar. Karena dengan bantuan tali ini Zhu bisa menjaga keseimbangannya dan tidak akan mudah terjatuh ketika sedang mengajar.


Jika pada saat itu sang suami tidak ada jadwal untuk mengajar, maka dengan setianya ia akan mendapingi istrinya tersebut mengajar di kelas. Dengan ada dirinya di samping Zhu maka ia bisa memudahkan istrinya tersebut sekaligus menjaganya. Ia akan membantu para murid yang membutuhkan bantuan dan menjaga kondisi kelas tetap tenang.
Dengan penyakit yang menyerangnya tersebut, dari hari ke hari kondisi Zhu semkain parah. Bahkan Zhu sering kesulitan untuk berdiri, ia pun tidak bisa mengangkat tangannya dan memutar kepala pun merupakan tantangan tersendiri untuk dirinya. Bahkan jika kepalanya terasa sakit dan pusing Zhu harus beberapa kali berhenti dan istrihat untuk memijat kepalanya agar rasa pusingnya cepat pulih. Untuk melatih kedua kakinya, setiap 1 menit dalam sehari Zhu harus berjalan dengan kecepatan 1,6km/jam.
Ketika anak didiknya tahu bahwa gurunya tersebut menderita penyakit langka, mereka semua menjenguk dan mendo'akannya kesembuhan untuk Zhu. Dengan perhatian anak didiknya tersebut Zhu mengatakan bahwa dirinya sangat tersentuh. Terlebih lagi ketika semua orang yang ada disekelilingnya seperti keluarga, rekan guru, murid dan wali murid memberikan dukungan. Dengan adanya orang-orang disekitar yang menyayangi dirinya, maka ia pun semakin semangat dalam mengajar dan memantapkan niatnya untuk terus mengajar serta mendedikasikan dirinya untuk anak-anak didiknya dan yang terpenting kemampuan biacaranya masih tetap ada.
Kisah dari Zhu ini adalah kisah yang mampu menggugah hati kita semua. Dimana Zhu adalah seorang potret guru yang memiliki dedikasi tinggi di tenah-tengah keadaan dan penyakit langka yang dideritanya. Keterbatasan baginya bukanlah apa-apa ketika dirinya sudah mencintai pekerjaannya.
Nah, sahabat dari kisah Zhu di atas kita bisa mengambil pelajaran yang berharga bahwa memang keadaan yang tidak sempurna bukanlah penghalang untuk kita sukses. Meskipun kita dililit oleh cobaan yang berat tetapi jika kita memiliki optimis yang besar kita akan tetap menjadi orang yang berguna untuk orang lain. Ingatlah Tuhan maha mengetahui segalanya dan ia adalah yang merencanakan nasib setiap orang. Meskipun ia memberikan sebuah cobaan tetapi kita harus tetap mensyukuri dan meyakini bahwa ia pastinya memiliki sebuah rencana indah yang mungkin tidak terduga oleh kita sebelumnya. Dan kita semua harus berterimakasih kepada Zhu karena ia telah memberikan pelajaran kepada kita untuk tetap semangat dan pantang menyerah. Tidak hanya itu dengan sikap Zhu di atas juga kita bisa belajar arti tanggung jawab yang sesungguhnya. Semoga kita semua bisa terinspirasi.



Rabu, 20 Mei 2015

Geologi Pulau Flores



GEOLOGI PULAU FLORES
Pulau Flores, terletak di antara garis lintang selatan 8°4' dan 8° 58', dan di antara garis bujur timur 119° 48' dan 123° 1'30', terbentang sepanjang 360 km, di sebelah Barat laut Australia. Flores merupakan salah satu pulau di wilayah Indonesia timur, termasuk dalam jajaran kepulauan Nusa Tenggara yang diantaranya termasuk pulau Timor dan Sumba.
Dalam sudut pandang geodinamika, Flores yang di bagian utara dibatasi oleh cekungan Flores dan di bagian selatan dibatasi oleh cekungan Savu, merupakan busur magmatik dengan 13 gunung berapi yang masih aktif. Disamping itu, Flores merupakan wilayah dengan aktivitas kegempaan cukup tinggi (gempa yang terjadi pada 12 Desember 1992 dengan kekuatan 7,5 skala Richter).
Analisis stratigrafik dan magmatik (geokronologi, geokimia) memperlihatkan bahwa Flores adalah sebuah pulau « muda » yang kemungkinan terbentuk pada Oligosen akhir atau lebih tepatnya pada Miosen tengah. Secara ditil, dapat dibedakan adanya dua siklus sebagai berikut :
·      Siklus Oligosen ? - Miosen tengah-atas, dicirikan :
o  oleh poros volkanik Timur-Barat (Formasi Kiro) yang berdasarkan penasabahan radiometrik dari 17 conto batuan magmatik berumur absolut berkisar antara 16 Ma dan 8,4 Ma (Burdigalian akhir hingga Totrtonian tengah) dan 1 conto batuan magmatik berumur 27,7 Ma dan 25,7 Ma (Oligosen akhir) ;
o   oleh endapan volcano-sedimenter dan batuan sedimen, heterokron, dengan kandungan mikrofauna rombakan (« reworked fossils »). Meskipun demikian, kita dapat membedakannya, dari bawah ke atas sebagai Formasi Nangapanda terdiri dari endapan turbidit dan tuf berumur Miosen tengah, Formasi Bari terdiri dari batugamping neritik hingga batugamping terumbu berumur Miosen tengah sampai atas, Formasi Laka terdiri dari batugamping kapuran serta tuf dengan batuapung, berumur Miosen atas.
·      siklus Miosen akhir-PlioQuaternair dengan didominasi batuan volkanik dimana dari 13 conto batuan magmatik, dengan 2 diantaranya batuan grano-dioritik, menunjukkan umur absolut yang berkisar dari 6,7 Ma sampai 1,2 Ma.


Analisa geokimia (elemen utama dan elemen jejak) dari ke dua siklus tersebut di atas memperlihatkan bahwa keduanya merupakan magmatisme orogenik busur kepulauan yang berkaitan dengan subduksi. Flores dalam hal ini merupakan penghujung timur dari busur magmatik Sunda yang membentang dari Barat ke Timur, mulai dari Sumatra, Java, Bali, Lombok dan Sumbawa.
Dari sudut pandang regional dan temporal, busur magmatik Flores bermula pada saat busur magmatik Sumba mengakhiri aktivitasnya. Pada kala Oligosen, Sumba meninggalkan posisinya di busur magmatik untuk selanjutnya berada pada posisi cekungan muka-busur luar, dan semenjak itulah Flores muncul menggantikannya sebagai busur magmatik.
Pada Plio-Kuarter, lempeng kontinental australian, berasal dari selatan, mulai bertumbukan (kolisi) dengan lempeng eurasian di bagian timur yakni di pulau Timor. Meskipun demikian, awal tumbukan tersebut terlihat di bagian barat, di wilayah telitian, sekalipun berada pada zona subduksi, yakni ditandai dengan adanya pengangkatan (sureksi) Sumba dan dijumpainya sejumlah sesar mendatar berpasangan serta adanya sesar naik (« back-arc thrusting »), di cekungan sebelah utara Flores yang dikenal sebagai « laut Flores », mengabsorbsi sebagian « pemendekan » yang terjadi.


Tumbukan lempeng di Pulau Flores
Setelah melakukan percobaan di atas, sekarang kami mencoba menjelaskan sejarah geologi Pulau Flores. Mengapa geologi? Karena ilmu geologi dapat menjelaskan mengapa bentang alam Pulau Flores berbukit-bukit. Bukit-bukit itu akan lebih terlihat kalau adik-adik melihatnya dengan bantuan situs Google Maps seperti gambar di bawah ini.
flo2
Kemudian coba lihat peta yang lain di bawah ini. Peta ini dipinjam dari situs milik Bapak Rovicky. Beliau saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).
flo3
Dalam peta di atas dapat dilihat ada garis bergigi yang melintang dari barat ke timur. Garis tersebut menggambarkan posisi tumbukan antara Lempeng Sunda dan Australia. Lempeng Sunda ini adalah bagian dari Lempeng Benua Asia yang lebih besar. Kapan tumbukan ini terjadi? Tumbukan itu terjadi berjuta-juta tahun yang lalu. Kejadian ini bisa digambarkan dengan umur batuan di Flores yang berumur ~25 juta tahun yang lalu. Umur itu didapat setelah para ahli geologi menghitung konsentrasi isotop yang ada dalam batuan. Tumbukan antara dua lempeng itu menyebabkan tepian lempeng ada yang naik dan membentuk bukit-bukit dan gunung-gunung. Ingat percobaan kita tentang buku sebelumnya.


Gunung api di Flores
Karena berada pada tepian dua lempeng yang saling bertumbukan, maka gunung-gunung di Flores adalah gunung api aktif. Berdasarkan informasi di situs Volcanological Survey Indonesia, beberapa gunung di Flores antara lain adalah:
1.                  Gunung Egon, yang tingginya 1.703 meter di atas permukaan laut (mdpl), terakhir meletus pada tahun 1932.
2.                  Gunung Anak Ranakah (2.247 mdpl), terakhir meletus pada tahun 1987.
3.                  Gunung Lewotobi-Laki (1.548 mdpl), terakhir meletus di tahun 2003.
4.                  Gunung Lewotobi-Perempuan (1.703 mdpl).
Empat gunung api di atas merupakan bagian dari 20 buah gunung api di sekitar Flores. Gunung-gunung ini merupakan generasi terakhir yang terbentuk pada kisaran 45 hingga 450 juta tahun yang lalu. Dengan banyaknya gunung api aktif, maka kawasan Flores memiliki potensi energi panas bumi (geotermal). (/DEI)